Isports.id – Arema FC mempertimbangkan untuk membubarkan tim beserta offisial. Pilihan ini tercetus dalam rapat darurat yang tengah terjadi hingga saat ini (30/1/2023).
Adapun alasannya adalah buntut dari ketidakpastian kondisi yang terjadi dari internal maupun eksternal Arema di Malang. Terbaru terjadi kasus penyerangan terhadap kantor manajemen yang berada di kota Malang, Jawa Timur.
Berdasarkan keterangan dari pihak manajemen Arema yang terlampir dalam web resmi klub. Mereka mengatakan bahwa hingga saat ini terus berupaya memulihkan keadaan semenjak kasus tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.
“Kami telah berupaya melakukan apapun pasca tragedi Kanjuruhan. Tindakan tersebut adalah mengadakan crisis center untuk menangani para korban, menghadapi gugatan hukum,” tutur perwakilan manajemen.
Tindakan lainnya adalah mereka tetap memberikan layanan trauma healing bagi para korban supaya hidup normal sedia kala.
Meski begitu, pihak Arema menerima sanksi cukup berat dari Komite Disiplin PSSI yakni larangan bermain di Kanjuruhan serta tanpa penonton. Tidak hanya itu, mereka menerima denda dengan nominal yang cukup besar.
Pendukung Arema merasa kurang puas
Walaupun demikian beberapa pendukung setia klub yakni Aremania merasa tidak puas dengan hukuman tersebut. Pasalnya berkat tragedi itu telah banyak korban meninggal dan korban luka serius.
Mereka berpendapat bahwa Arema seharusnya dikeluarkan dari Liga 1 dan pengusiran klub dari kota Malang. Namun kenyataannya klub diperbolehkan bermain seperti semula semenjak liga kembali bergulir.
Hal inilah yang membuat beberapa insiden penolakan yang terjadi pada beberapa kota. Bahkan terjadi kerusuhan di kota Malang pada beberapa hari sebelumnya.
Sumber: Berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.