iSports.id – FNATIC ONIC, sang raja yang rendah hati!
Kompetisi MPL ID S13 telah berakhir dengan FNATIC ONIC keluar sebagai juara untuk keempat kalinya dalam sejarah MPL Indonesia.
Selama berlangsungnya MPL ID S13, terdapat berbagai cerita dan momen mengesankan yang patut dikenang kembali.
Mulai dari jalannya pertandingan hingga hal-hal di luar permainan yang begitu berkesan.
Salah satu aspek menarik dari MPL ID S13 adalah taunting yang dilakukan pemain, yang cukup ikonik.
Taunting adalah cara pemain untuk mengekspresikan diri atau berinteraksi dengan lawan secara unik.
Alih-alih hanya menunjukkan apresiasi diri, pemain bisa melempar ejekan atau melakukan gerakan tertentu kepada lawan untuk menambah keseruan permainan.
Taunting bukanlah sesuatu yang negatif untuk dilakukan.
Beberapa pemain yang sering melakukan taunting di kancah kompetitif termasuk Julian “Udil” Ardiansyah, Mohd “Rippo” Arief, dan Dzulfikar “AudyTzy”.
FNATIC ONIC adalah salah satu tim yang cenderung menghindari taunting. Kalaupun ada, hal itu jarang terlihat.
Tanggapan Coach Yeb mengenai FNATIC ONIC yang menolak taunting di saat kompetisi
Dalam sebuah sesi live, Coach Yeb menjawab pertanyaan mengapa FNATIC ONIC jarang melakukan taunting.
Menurut Yeb, timnya jarang melakukan taunting karena sebagai pelatih, dia ingin anak-anak asuhnya menjadi pribadi yang rendah hati.
“Coach, mengapa ONIC jarang taunting? Karena saya tidak ingin mereka taunting. Saya mau anak-anak humble,” ucap Yeb.
Lebih lanjut, menurut Yeb, taunting tidak memberikan pengaruh apapun bagi timnya. Oleh karena itu, timnya jarang terlihat melakukan taunting.
“Apakah taunting bisa menambah kekuatan untuk mereka? Untuk anak-anak ONIC, tidak. Jadi, tidak perlu taunting,” tambahnya.
Namun, menurut Yeb, jika ONIC di-taunting oleh lawan, maka ia tidak keberatan jika anak-anak ingin membalas taunting tersebut.
Tetapi, jika timnya harus memulai taunting kepada lawan, Yeb menghindari hal itu.
Pelatih juara MPL empat kali berturut-turut itu menekankan bahwa dirinya ingin timnya menjadi pribadi yang rendah hati.
“Kalau ONIC di-taunting oleh lawan, mungkin anak-anak boleh membalas. Namun, jika kami yang memulai taunting, tidak perlu,” tuturnya.
“Saya belajar bahwa Tuhan menginginkan orang bersikap rendah hati,” tutup Yeb.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.