iSports.id – Tren positif semakin ditunjukkan di sektor tunggal putra Indonesia. Terbukti, banyak sejarah tercipta dari pebulutangkis tunggal putra Indonesia saat ini. Di tengah persaingan yang cukup ketat, namun Indonesia juga tak mau kalah bersaing menghadirkan kesuksesan yang tiada henti. Di balik peningkatan positif ini, terdapat sosok yang sangat berarti bagi sektor tunggal putra Indonesia. Dia adalah Head Coach Irwansyah atau yang akrab disapa Bang Aboy. Sebelumnya, Coach Irwansyah sempat meniti karir kepelatihan bulutangkis di Benua Eropa. Selama 15 tahun, ia pernah menginjakkan kaki di tiga negara Eropa sebelum balik melatih ke Indonesia.
Awalnya, Coach Irwansyah mengisi posisi sebagai Assistant Coach bersama Coach Hendri Kurniawan Saputra. Namun, setelah masa kontrak habis dan tidak berniat memperpanjang, Coach Hendri tidak lagi melatih di Indonesia. Akhirnya, Coach Irwansyah sempat menjadi pelatih seorang diri tanpa pendamping. Barulah di tahun 2023, ia naik menjadi Head Coach dan mempunyai Assistant Coach, yakni Coach Harry Hartono.
Walaupun sempat melatih sendiri di kelas utama, namun Coach Irwansyah tidak menyerah. Ia mampu membawa sektor tunggal putra Indonesia menjadi sektor yang dapat diperhitungkan. Tidak hanya mendulang gelar, tetapi anak didiknya juga telah menciptakan sejarah baru. Dengan keberhasilan ini, Coach Irwansyah bukan hanya sekadar pelatih, tapi juga menjadi sosok ayah bagi para pebulutangkis tunggal putra Indonesia.
Baca Juga: Setelah 15 Tahun, Istora Kembali Ciptakan All Indonesian Final Di Sektor Tunggal Putra
All Indonesian Final di Istora
Sejarah baru diciptakan Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Setelah 15 tahun lamanya, Indonesia kembali menciptakan All Indonesian Final di kandang sendiri. Hal ini tentu menjadi momen berarti karena sudah lama Indonesia tidak menempatkan dua wakil pebulutangkis tunggal putra di babak final.
Pertama kali terjadinya All Indonesian Final sektor tunggal putra adalah saat turnamen Indonesia Open 2008. Saat itu, Sony Dwi Kuncoro bertemu dengan rekannya Simon Santoso. Akhirnya, kini sejarah itu terulang kembali di bawah kepelatihan Coach Irwansyah pada turnamen Indonesia Masters 2023.
Peringkat 2 dan 3 Dunia
Tak berhenti sampai disana, Coach Irwansyah juga membawa dua anak didiknya mencapai peringkat 2 dan 3 dunia. Mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Keduanya resmi menjadi peringkat 2 dan 3 dunia di awal tahun 2023. Saat ini, Ginting dan Jojo mempunyai poin dengan gap yang tipis. Maka dari itu, Ginting dan Jojo hanya bertukar posisi untuk menempati peringkat 2 dunia.
Indonesia sudah lama tidak menempatkan dua pebulutangkis tunggal putra berada di top 3 dunia. Berdasarkan data dari BadmintonStats, Indonesia terakhir mempunyai dua wakil di top 3 dunia pada tahun 2001. Saat itu, nama Taufik Hidayat dan Hendrawan menduduki peringkat 2 dan 3 dunia di bawah Peter Hoeg Gade asal Denmark.
Keberhasilan Tunggal Putra di Thomas Cup
Tidak hanya itu, peran tunggal putra juga sangat berarti saat meraih gelar juara di Thomas Cup 2020. Sebut saja saat nama Shesar Hiren Rhustavito yang menjadi penentu Indonesia saat masih berada di babak fase grup. Indonesia sempat beberapa kali harus mengandalkan partai terakhir yang diisi oleh partai tunggal putra untuk dapat melaju jauh. Akhirnya, Indonesia berhasil membawa pulang Piala Thomas Cup setelah menanti 19 tahun lamanya.
Sumber: Berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.